Satu
Tanpa kau, lesu menatap kerumunan
Bernapas dalam kesendirian
Yang aku harap, kau bukan sekadar angan
Yang lambat laun sirna menjadi kenangan
Dua
Kau dengan segala kesederhanaan
Memberikan ketenangan di atas penderitaan
Olehmu, amarahku diredupkan
Karenamu, nafsuku dimatikan
Dan denganmu, hadirlah aku yang di kamu bahagiakan
Tiga.
Aku ingin selalu denganmu
Tidak usah berdua, di keramaian pun tak apa
Karena jika ada kau, yang lain seolah tak kasatmata
Karena kau yang ada di hati dan kepala
Empat
Aku harap bersamamu tidak hanya menyentuh kemungkinan
Tidak seperti sejarah yang menganastesi harapan
Meraibkan koloni kata-kata kebahagiaan
Aku berusaha untuk memasung segalanya; harapan
Terakhir, Lima.
Kau basuh hari ini dengan pancaindera
Saling senyap-senyap tanpa “kenapa?”
Mengambil tawa di wajah engkau
Yang sudah tak ada tutur kata
Memanggil nama, putihnya membentang di apa-apa saja selama kita bersama